Selasa, 23 Agustus 2016

Kekalahan Kebenaran dari Kejahatan Terstruktur



Kalimat yang sering dan tak asing di telinga kita yaitu ‘amar ma’ruf nahi munkar. Kalimat ini bukan hanya sebagai kiasan dalam alam pendengaran kita, namun sampailah di dalam alam bawah sadar sehingga berbuatlah diri kita dalam pengamalannya. Kebenaran seharusnya hal mutlak yang mendominasi dari kebatilan apapun bahkan tak ada sedikitpun perkembangbiakan kebatilan. Banyaknya orang-orang baik dan berilmu (‘alim) yang diam saja dengan adanya kebatilan-kebatilan nyata ini suatu musibah yang besar. Dari Abu Hurairah, bersabda Nabi saw. : “Barangsiapa mengetahui suatu ilmu, lalu menyembunyikannya, maka ia dikenakan Allah kekang, dengan kekang api neraka, pada hari kiamat (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).  Sudah selayaknya orang-orang baik dan berilmu muncul di tengah masyarakat mengobarkan semangat menegakkan kebenaran diatas kebatilan untuk mengimplementasikan ‘amar ma’ruf nahi munkar.
Al Quran turun sebagai pemberi kabar gembira dan pengingat pada umat manusia terutama umat Nabi Muhammad saw, karena Al Quran turun sebagai wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw, sebagai pedoman dan dasar mutlak umat setelah Nabi Muhammad saw yang merupakan umat terbaik diantara umat yang lain. Kewajiban kita sebagai umat yang dimuliakan oleh Allah hendaklah mengobarkan semangat berjuang dalam implementasi ‘amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana diperintah Allah swt. Allah berfirman : “Kamu adalah umat yang paling baik, yang dilahirkan untuk kepentingan manusia, menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang membuat yang salah” (QS. Ali Imran ayat 110). Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghozali menjelaskan bahwa ini menunjukkan keutamaan ‘amar ma’ruf dan nahi munkar, karena menerangkan bahwa mereka adalah umat yang paling baik yang dilahirkan untuk kepentingan manusia. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain.  
Kita dapat lihat bersama dalam pandangan nyata kebatilan mendominasi penuh dalam kehidupan. Contoh mudah, perilaku berpacaran nampaknya sudah menjadi konsumsi sehari-hari. Kehidupan muda berpacaran telah dianggap hal lumrah yang nyata-nyata munkar. Al Quran jelas sebagai pemberi peringatan kepada hamba-hamba-Nya. Allah mengingatkan dalam Kitab Mulia-Nya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS.  Al Isra’ ayat 32). Perintah Allah amatlah jelas bahwa menjaga kelamin mutlak harus dilakukan oleh mukmin sejati. Allah berfirman : “Dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela” (QS. Al Mukminun ayat 5-6). Dijelaskan dalam kitab Bidayatul Hidayah buah karya Imam Ghozali, bahwa tidak akan dapat menjaga kemaluan dari yang haram kecuali menjaga mata dari melihat yang haram, menjaga hati dari berpikir yang haram dan juga menjaga perut dari makanan yang syubhat (tidak jelas status hukum halal/haramnya) serta dengan menjauhkannya dari rasa kenyang karena semua itu faktor-faktor yang membangkitkan dan menumbuhkan syahwat.
Terstruktur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sudah dalam keadaan disusun dan diatur rapi. Batil (al-Bathil), secara linguistik berasal dari kata bathala, yabthulu yang berarti rusak, salah, palsu, tidah syah, tidak memenuhi syarat dan rukun, keluar dari kebenaran, terlarang atau haram menurut ketentuan agama.  Menurut Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap (1997) antonim kata al-haqqu (benar) adalah yang bermakna batil. Di dalam Al-Qur’an ditemukan 14 kata Al Bathil yang merupakan antonim dari kata al-haqqu. Dalam sisi linguistik Indonesia, batil disinonimkan dengan kalimat kejahatan. Perbuatan haq (kebenaran) yaitu perbuatan yang sesuai dengan ketentuan.
Kekalahan Haq (kebenaran) adalah salah satu musibah yang perlu diketahui dalam era akhir zaman. Kejahatan mendominasi di semua elemen yang tak kenal stratifikasi. Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) yang bersumber dari Biro Pengendalian Operasi Mabes Polri kejahatan di Indonesia saja dari tahun 2014 mencapai 325.317 dan meningkat di tahun 2015 menjadi 352.936 dengan prosentase kenaikan signifikan yaitu 8,5 %. Kejahatan-kejahatan yang terjadi banyak yang dilakukan secara terorganisasi dan tersusun rapi dalam tindakannya.
Benar adanya dari seluruh pemaparan di atas, kekalahan kebenaran karena banyaknya orang-orang yang seharusnya ber-‘amar ma’ruf nahi munkar berdiam diri pada ilmunya tanpa pengamalannya. Pengamalan melalui wadah-wadah organisasi yang sesuai jalur akidah secara benar sangatlah dibutuhkan untuk menghantam kejahatan yang justru lebih rapi. Nampak jelas atsar sahabat yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad saw, Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karromallahu Wajhah : “Kebenaran yang tidak terstruktur, akan dikalahkan dengan Kebatilan (kejahatan) yang terstruktur.” Menurut penjelasan ulama’, atsar ini menunjukkan bahwa seharusnya kita bergairah untuk berorganisasi dalam kebenaran sebagai wadah pencegahan sikap-sikap tidak terpuji. Ini sebagai penyemat para muda-mudi Islam dalam menghidupkan agamanya, bukan beretorika dalam upaya merobohkan agama secara halus. Perintah Allah swt : “Hendaklah kamu tolong menolong dalam mengerjakan pekerjaan baik dan memelihara diri (dari kejahatan) dan janganlah bantu membantu dalam mengerjakan dosa dan pelanggaran hukum (QS. Al Maidah ayat 2).
Semoga memahami serta mengamalkan.
         Wallahu ‘alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar